Jumat, 19 Juni 2009

Ada "Garuda di Dadaku", Ada Pula "King"

JAKARTA, KOMPAS.com -- "Libur t'lah tiba, libur t'lah tiba, hore, hore, hore...." Demikian seruan gembira penyanyi Tasya lewat lagu di masa kecilnya berjudul Libut T'lah Tiba. Ya, liburan sekolah telah tiba. Menonton film di bioskop bisa menjadi pilihan alternatif untuk mengisi kegiatan selama liburan.

Beberapa sineas pun sudah menyiapkan produksi film yang bisa ditonton anak dan keluarganya. Film yang sudah tayang yakni Garuda di Dadaku (GDD), dan yang akan tayang 2 Juli berjudul King.

Uniknya, dua film ini sama-sama mengangkat dunia olahraga. Garuda di Dadaku mengangkat sepakbola dan King mengangkat olahraga bulutangkis.

Kedua film memberi nilai-nilai positif, yakni mengajarkan dan memberi spirit kepada anak-anak agar jangan putus asa dalam mengejar cita-citanya, dan diharapkan, orang tua akan memberi dukungan. Produser kedua film ini pun berharap bisa menyamakan jumlah penonton Laskar pelangi.

"Insya Allah, doanya begitu, karena gaungnya lumayan, dan tanggapan masyarakat ke film ini bagus," kata penulis skenario GDD, Salman Aristo, saat ditemui Warta Kota di Blitzmegaplex, Minggu (14/6).

Salman adalah penulis skenario film-film box office, Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta. Salman terinspirasi oleh timnas Indonesia dan yel-yel Garuda di Dadaku ciptaan Ferry Indrasyarif, pengurus Persija, mantan ketua Jakmania.

"Mimpi saya, ada yang bisa dibanggain dari sepakbola Indonesia. Ada spirit juga agar anak-anak berani mewujudkan cita-cita, asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kerja keras," ucap Salman yang juga penggila sepakbola.

Nia Zulkarnaen dari Alenia Productions, yang menggarap King, terang- terangan mengatakan hendak mencari penonton sebanyak mungkin.

"Kita mencari penonton yang banyak, karena kita bikin film lagi kan dari penjualan tiket ke penonton. Makanya, kita mau servis penonton dengan pemandangan alam yang cantik lewat film ini," kata Nia saat ditemui di sela ajang Indonesia Open, di Istora Senayan, Kamis (19/6).

Panggagas dan sutradara King, Ari "Ale" Sihasale, mengungkapkan bahwa film ini terinspirasi semangat juang pebulutangkis legendaris, Liem Swi King.

"Ini bukan biografi Liem Swi King. Tapi memang 70 persen ceritanya mengungkit perjuangan King dari kecil hingga mencapai kesuksesannya, dan ada peran kuat ayahnya," jelas Ale.

"Selama ini, film tentang bola atau tinju, belum pernah mengangkat olahraga bulutangkis," imbuh Nia. Selain itu, Nia melihat mulainya kebangkitan tim Uber Indonesia saat Thomas dan Uber Cup belum lama ini.

Nia dan Produser Mizan yang menggarap GDD, Putut Widjanarko, sama-sama yakin, filmnya akan laris karena bisa mengajak satu keluarga menonton. Mereka memastikan orang tua banyak yang menyukai sepakbola dan bulutangkis.

Menariknya, film GDD selain diperankan bintang tenar seperti Maudy Koesnadi, Ramzi, Ari Sihasale, serta aktor gaek Ikranagara. Film ini juga menampilkan atlet sepakbola cilik, Marsha Aruan.

Demikian juga film King, selain menampilkan wajah Ale dan Nia, serta para pebulutangkis legendaris, seperti Liem Swi King, Haryanto Arbi, dan atlet muda Maria Christine, ada pula atlet cilik Rangga Raditya.

Nia berharap, anak-anak akan menghargai sejarah setelah mengenal pendahulu yang telah berjuang mengharumkan nama bangsanya, dan tanpa terlupa untuk memikirkan regenerasi di dunia olahraga. (Warta Kota/Yus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa beri nama :D